"Bersama Membela Maruah Palestin"

"Membantu Palestin Hukumnya Wajib." -Fatawa Syeikh Dr. Yusuf Qhardawi

Seterusnya kerajaan British dan sekutu-sekutunya telah mengisytiharkan Israel sebagai sebuah negara untuk orang-orang Yahudi seluruh dunia pada tahun 1947.

Selama beratus-ratus tahun lamanya, Israel berada di bawah pemerintahan Khalifah Islam, sehinggalah penubuhan kedutaan British yang pertama di Jerusalem dalam pertengahan tahun 1800.

Ketika pemerintahan empayar Uthmaniah berada dalam keadaan nazak, seorang kenamaan British berdarah Yahudi bernama Moses Montofiore mula mencanang idea penubuhan negara Israel pada tahun 1839

"Bersama Hamas Menentang Kewujudan Negara Iseral"

 

 

 

 

 

Bar Kod Barangan Israel

"Bersama Memboikot Barangan Israel"
Dunia Islam
@
L
-ikhwan
Cbox
Give Your
Comments
Malaysia
"Bersama Membantah Penubuhan IFC"

@L-ikhwan Live Play:

Bacaan Al-Quran, Nasyid, Video....

@L-ikhwan
InfraSide
Manfaatkannya

Oleh(re-edit) : @L-ikhwan Editor

Dalam sebuah seminar yang diselenggaran di desa para diplomat di pantai utara Mesir, saya yang bertindak sebagai pembicara tentang ideologi dan keyakinan Zionis yang dominant dan menjadi penggerak bagi perilaku Israel di dalam perang dengan Arab, menuntut penafsiran tentang keberanian “Israel” melakukan pembantaian dengan darah dingin dalam perang. Maka munculah model pembantaian Qana 2006 sebagai serangkaian contoh terkenal dari pembantaian dan mendukung keyakinan-keyakinan yang mendasarinya. Pembantaian ini dibarengi dengan keluarnya pernyataan dari para rabbi (hakom) Yahudi di Tepi Barat yang menghalalkan pembunuhan anak-anak Arab yang dianggapnya sebagai sesuatu yang sah karena menjadi anashir kebencian terhadap “Israel” di masa mendatang. Pada tahun 2000 ketika meletus intifadhah al Aqsha, Rabbi (Hakom) Yahudi Ovadia Yosev meminta Israel menembakan rudal ke arah para demonstran dan kota-kota mereka. Dia melandasi seruannya ini dengan mengatakan bahwa Tuhan telah menciptakan kejahatan dan menciptakan bersamanya Arab sebagaimana disebutkan kitab Talmud. Jika memerangi kejahatan adalah wajib untuk membasmi keberadaannya maka demikian juga memerangi Arab.

Sebelum seruan langsung untuk melakukan kejahatan pembasmian manusia ini, Hakom (Yosev) mengucapkan belasungkawa kepada PM Ehud Barak atas upayanya melakukan perdamaian dengan orang-orang Palestina di Camp David dengan Arafat dan Clinton. Dia mengatakan, sesungguhnya orang yang melakukan perdamaian dengan ‘bangsa ular’ (orang Yahudi menyebut orang-orang Palestina dengan istilah afa’i/ular, red) maka telah kehilangan akal dan kelayakan. Sebelumnya, di tahun 80-an Jenderal Rafael Eitan, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, tahun 1983, mengeluarkan pernyataan terkenal, “Kami akan mengumpulkan (orang-orang) Arab dalam botol agar mereka memakan satu sama lain seperti kelelawar-kelelawar beracun.”

Sebelumnya, dalam perang tahun 1967, para komandan perang Israel melakukan pembantaian terhadap para tawanan Mesir yang terisolasi dan itu bukan yang pertama. Peristiwa yang sama pernah terjadi sebelas tahun sebelumnya pada perang tahun 1956.

Sesungguhnya pembantaian yang paling masyhur dan pertamakali dikenal kalangan media dan intelektual Arab adalah pembantaian Deir Yasin yang terjadi pada April 1948, yang melibatkan pasukan “Hagana” dan “Argun”, dalam penyerbuan desa al Musalamah dengan melakukan pembantaian terhadap kaum wanita dan anak-anak dengan darah dingin, yang dilakukan dari jarak dekat. Namun riset pada sumber-sumber histories menjelaskan bahwa pembantaian yang paling dahulu dan yang pertama yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga sipil Palestina telah terjadi pada tahun 1919 bertepatan pada perayaan hari raya Nabi Musa, yang dirayakan kaum muslimin dan Kristen secara bersama-sama. Di antara perayaan yang dilakukan kaum muslimin waktu itu adalah shalat di masjid al Aqsha. Saat itu, seorang pendiri sayap kanan gerakan Zionis yang masih berada di bawah komando pasukan Hagana, Vlandemir Gabotinsky bersama sejumlah serdadunya masuk ke pelataran masjid al Aqsha. Mereka menyebar dan langsung melepaskan tembakan senjata otomatis ke arah jama’ah shalat. Lebih dari seratus jama’ah tersungkur antara gugur dan terluka. Pembantaian ini terjadi guna mendeklarasikan kemenangan “sekolah” penggunaan kekerasan dan kejahatan terorisme terhadap bangsa Arab atas “sekolah” asimilasi dan kerjasama dengan Arab.

Akar pemikiran kedua sekolah Zionis ini telah tumbuh pada tahun 1907. Yakni sejak seabad yang lalu. Ketika para intelektual dan sastrawan kalangan imigran Zionis Yahudi mengamati kemarahan pada diri para petani Arab karena dicampakan dari pekerjaan-pekerjaannya setelah mereka menjual ladang-ladang pertanian tempat mereka bekerja kepada gerakan Zionis dan pengusiran mereka dari pekerjaan-pekerjaan ini. Juga setelah para intelektual Zionis itu mengamati bahwa media-media massa Arab di Palestina, Libanon dan Suriah mulai mengalihkan perhatian kepada bahaya koloni Zionis Yahudi, di samping kepedulian para intelektual tersebut terhadap masa depan proyek Zionis dan kekhawatirannya atas kekuatan Arab, sementara proyek itu masih berupa tunas yang masih kecil. Maka Ishak Abshtain menyerukan kerjasama dengan Arab dan mengakui hak mereka di tanah Palestina, mendekati Arab melalui budaya islamnya dengan menggapnya sebagai budaya melindungi Yahudi selama berabad-abad. Berbeda dengan budaya Kristen Eropa yang menindas Yahudi dan memusnahkan mereka karena dianggap pembunuh Yesus.

Abshtain menghadapi banyak tatangan dari banyak intelektual yang dipimpian Yosef Klawezner dan Hayeem Briner. Yang pertama adalah seorang sejarawan dan yang kedua adalah seorang sastrawan. Klawezner menolak asimilasi dengan Arab dengan mengatakan bahwa tuan tidak seharusnya berasimilasi dengan unsur-unsur berperadaban rendah. Harus ada pemisah total antara Yahudi dan Arab. Sementara itu Briner mengatakan bahwa “seruan saling mencintai antara Yahudi dan Arab adalah seruan hipokrit. Kami membenci Arab dan mereka membenci kami. Untuk itu kita harus melanjutkan jalan kebencian dan bersiap untuk membayar harga kebencian ini secara penuh.” Harganya adalah melucuti diri (Yahudi) dari nurani dan moral apapun saat membunuh Arab dengan darah dingin.

* Artikel ini ditulis oleh Dr. Ibrahim al Bahrawi di harian Uni Emirat Arab al Ittihad edisi 21 Agustus 2006.

http://www.infopalestina.com/

::: Israel dan Seruan Menanggung Harga Kebencian :::

Created And Designed by
hamba_tarbiyah@yahoo.com ®
All Rights Reserved
Copyright © 2006

overstock
Free Web Page Counters
overstock

 

Tazkirah Ramadhan
 
 
 
 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cari :

di